Oleh: oyoth | November 12, 2009

SKL UJIAN NASIONAL 2010

SKL Ujian Nasional 2010 telah tersedia. Kalau Anda membutuhkannya, silakan klik saja di sini.

permen 75 UN 09_10

SKL

Semoga bermanfaat.

Oleh: oyoth | Februari 24, 2009

STRATEGI BELAJAR UNTUK UN 2009

Waktu yang tersedia untuk persiapan Ujian Nasional tinggal dua bulan lagi. Benarkah demikian?

Marilah kita hitung jam efektif belajar kita. Total hari tersedia mulai tanggal 30 Februari 2009 sampai dengan 20 April 2009 adalah 55 hari. Pertama hari tersebut kita kurangi dengan hari minggu (libur). Ada 8 hari minggu. Praktis waktu efektif tinggal 47 hari. Kemudian kita kurangi lagi dengan waktu untuk TPHBS, sekitar 10 hari. Maka waktu belajar yang tersisa tinggal 37 hari. Untuk sekolah umu, kita kurangi lagi dengan libur di luar hari minggu yang meliputi hari libur hari raya, hari tenang pemilu, dan hari pemilu. Totalnya adalah 6 hari. Maka waktu efektif untuk belajar tinggal 31 hari. Sedangkan untuk sekolah swasta kristiani, masih ditambah lagi libur paskah sekitar 5 hari. Total jenderal waktu tersisa tinggal 26 hari efektif. Eh, masih kurang….. ada TO4 dari MKKS selama tiga hari. Maka… harus kita terima bahwa waktu efektif persialan ujian kita tinggal 23 hari.

Bayangkan! 23 hari lagi Ujian Nasional.

Kalau mau kita hitung-hitung lagi, waktu 23 hari tersebut harus kita bagi ke dalam 6 mata pelajaran. Jadi, secara matematis, tiap mata pelajaran tinggal memiliki waktu 4 kali 24 jam (kalau kita tidak tidur lho).

Terus bagaimana kita mau sukses UN 2009?

Mungkin tips ini bermanfaat.

Pertama, ambil SKL 2009, cermati bagian KEMAMPUAN YANG DIUJI. HItunglah toli (jumlah poin) pada bagian tersebut.

Kedua, ambil soal-soal TO yang sudah Anda kerjakan baik TO dari sekolah maupun TO dari MKKS. Tandai nomor-nomor soal yang sudah dapat Anda kerjakan dan setelah dicocokkan Anda memberikan jawaban benar.

Ketiga, buatlah tabel identifikasi yang memberikan informasi SKL yang diujikan dan hasil TO1, TO2, dst.

Sampai pada langkah ketiga ini Anda akan memperoleh informasi tentang penguasaan Anda atas SKL. Secara garis besar akan terdapat tiga kategori, yaitu (1) SKL yang selalu dapat Anda jawab benar, (2) SKL yang kadang-kadang Anda jawab benar, dan (3) SKL yang selalu Anda jawab salah.

Untuk soal-soal yang selalu dapat Anda jawab benar, ABAIKANLAH materi-materi tersebut karena secara intuitif Anda pasti dapat menjawab soal-soal tersebut.

Untuk soal-soal yang selalu Anda jawab salah, ABAIKANLAH materi-materi tersebut karena soal tersebut dibuat bukan untuk Anda melainkan untuk orang-orang PANDAI.

Fokuskan perhatian Anda pada soal-soal yang kadang-kadang Anda jawab benar. SKL untuk kategori ini perlu mendapat perhatian agar bisa berubah menjadi SELALU ANDA JAWAB BENAR. Kiranya ini lebih mudah karena sebenarnya sudah lebih dari 50% SKL ini Anda kuasai. Tinggal menyempurnakan.

Jika SKL kategori ini dapat Anda ubah menjadi SELALU DAPAT ANDA JAWAB BENAR, maka pastilah nilai akan bertambah. Daripada menyediakan banyak waktu untuk mencermati soal-soal yang PASTI SULIT bagi Anda padahal waktunya tinggal sedikit.

Tips lain!

Kita memiliki kebiasaan buruk, selalu memulai segala sesuatunya dari NOL atau SATU. Saya kemukakan sebuah analogi. Anda berlatih angkat besi. Waktu yang tersedia untuk latihan adalah satu jam. Sepuluh menit pertama Anda melakukan pemanasan. Kemudian berlatih mengangkat beban mulai dari 1 kilo, 2 kilo, 3 kilo, 4 kilo, dan akhirnya 10 kilo. Waktu habis.

Hari berikutnya, Anda melakukan hal yang sama. Pemanasan, 1 kilo, 2 kilo, 3 kilo, 4 kilo, dan akhirnya 10 kilo. Waktu habis. Begitu seterusnya.

Apa masalahnya? Seharusnya hari berikutnya dia mulai mengangkat beban dari 4 kilo, bukan dari 1 kilo (karena terlalu ringan) atau 10 kilo (bisa patah tulang nanti). Maka dapat dimungkinkan pada hari kedua dia dapat mengangkat beban seberat 14 kilo.

Bukankah kebiasaan kita dalam belajar seperti itu? Selalu mengulang materi yang sama tanpa terlebih dahulu mengelompokkan materi (SKL) ke dalam kelompok GAMPANG BAGIKU, kelompok SEDANG BAGIKU, dan kelompok SULIT BAGIKU????

Semoga bermanfaat!

Salam,

Agustinus Suyoto, S.Pd (Penyusun Buku Siap UN Bahasa Indonesia dalam 50 JP (dalam proses terbit);  penyusun soal-soal TO Sastra Indonesia  MKKS KOta Yogyakarta untuk UN 2008 , UN 2009;  peserta DIKLAT SISTEM PENILAIAN Dinas Pendidikan Provinsi DIY tahun 2008 dan 2009)

Oleh: oyoth | Agustus 21, 2008

POLEMIK TENTANG MUSIKALISASI PUISI

Pementasan puisi dengan model musikalisasi puisi sekarang sedang menjadi trend. Di berbagai daerah telah terbentuk komunitas musikalisasi puisi. Namun, apakah sebenarnya musikalisasi puisi itu?

Sampai saat ini minimal ada tiga kategori musikalisasi puisi. Pertama, musikalisasi puisi murni. Yang dimaksud musikalisasi murni adalah penggubahan puisi menjadi syair lagu tanpa mengikutsetakan pembacaan puisi. Yang dipentaskan adalah benar-benar sebuah lagu, dan puisi hanya berperan sebagai syair lagu. Perbedaan lagu hasil musikalisasi dan lagu yang diciptakan bukan dari puisi tidak terlalu kelihatan. Hanya perbedaan isi syair dan kedalaman maknalah yang membedakan syair puisi dan syair nonpuisi. Model musikalisasi puisi semacam ini sebenarnya telah tumbuh lama. Syair-syair lagu yang dibawakan oleh BIMBO sebagian merupakan puisi-puisi ciptaan Taufiq Ismail. Misalnya saja lagu Panggung Sandiwara dan Sajadah Panjang. Model musikalisasi ini semakin terangkat pamornya ketika muncul musikalisasi puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono.

Kedua, musikalisasi puisi versi sastra. Yang dimaksud musikalisasi puisi versi sastra adalah pembacaan puisi yang diiringi oleh permainan alat-alat musik. Yang dipentaskan adalah pembacaan puisi tanpa dinyanyikan, tetapi selama pembacaan puisi ada backsound live permainan alat musik seperti biola, gitar, atau alat musik lainnya. Jelas bahwa fokus utama musikalisasi puisi versi ini adalah keahlian olah vokal pembacaan puisi. Model musikalisasi seperti ini sudah tumbuh lama di dunia pementasan karya sastra dan teater.

Dua kubu di atas (versi penyanyi dan versi pemain teater) saling tarik ulur dalam memberikan makna atas musikalisasi puisi. Para penyanyi beranggapan bahwa fokus musikalisasi puisi adalah nyanyian. Sehingga musikalisasi puisi masuk dalam wilayah seni suara dan seni musik. Sementara para pegiat teater berpendapat bahwa fokusnya tetap pada puisi, sehingga porsi pembacaan puisi menjadi yang utama, musik sekedar pelengkap.

Bagaimana sebenarnya musikalisasi puisi yang ideal? Pada hemat saya, musikalisasi puisi merupakan kerja kolaborasi antara aliran seni musik dan aliran seni sastra. Untuk itu, agar muncul kolaborasi yang bernilai seni, musikalisasi puisi perlu memberikan tempat yang seimbang (harmonis) antara keahlian seni suara dan keahlian seni sastra. Maka, musikalisasi puisi sebaiknya memunculkan kedua unsur tersebut secara harmonis. Artinya, dalam musikalisasi puisi harus tercermin keindahan nyanyian dan keindahan pembacaan puisi. Kolaborasi lagu dan pembacaan puisi dapat diciptakan jika suasana puisi dapat diterjemahkan dengan baik oleh pembaca puisi dan pencipta lagu. Jika dapat diterjemahkan dengan baik maka akan terpancar kualitas puisi sekaligus kualitas musikalnya.

Beberapa contoh telah dibuat oleh beberapa komunitas di Yogyakarta, mulai dari Balai Bahasa dengan Sanggar Sastra Indonesia (SSIY), SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dengan Komunitas Sastra Stero (KSS). Beberapa judul musikalisasi yang dibuat oleh KSS adalah Waktu, Di Keningmu ada Puisi, Doa Selamatan, dan masih banyak lagi.

Pengin punya? Datang saja ke SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Atau hubungi saya  di agsuyoto@gmail.com. Ada delapan Video Compact Disk (VCD) yang telah kami buat. Ada juga media-media pembelajaran sastra lain seperti drama pendek, pidato, dan promosi buku. Asli karya sendiri. OK

Oleh: oyoth | Februari 22, 2008

INTERMEZZO

p1010002.jpgp1010031.jpgpa270026.jpgpa270013.jpg

Kategori